Sekarang, Apple kembali dikritik karena menyetujui penjualan aplikasi bernama Cannabis. Aplikasi yang dijual di App Store ini dikecam karena dinilai bisa dijadikan arahan oleh para penggunanya dalam menemukan ketersediaan ganja di tempat-tempat terdekat.
PC World, Selasa (21/7/2009) melansir, aplikasi seharga USD2,99 ini dikembangkan oleh komunitas rehabilitasi pecandu ganja Ajnag.com. Para penggerak layanan rehabilitasi online ini bersikeras bahwa aplikasi ini pada dasarnya tidak ditujukan untuk hal yang buruk, melainkan hanya untuk kepentingan pengobatan.
"Aplikasi baru ini sengaja dirancang mudah dan cepat dalam penggunaannya. Kami tidak akan membagi informasi mengenai lokasi pengecer ganja ilegal. Cannabis tidak dimaksudkan untuk mempromosikan penggunaan ganja secara ilegal," kata juru bicara Anjag.
Cannabis bekerja melalui layanan berbasis lokasi. Artinya, aplikasi ini bekerja pada lokasi dimana pengguna berada dan memanfaatkan hal itu untuk menampilkan informasi yang relevan bagi para penggunanya. Contohnya, lokasi dimana sumber terdekat ganja legal dapat ditemukan.
Rupanya hal inilah yang memancing kontroversi, karena ditangan pengguna yang tidak bijak, salah-salah aplikasi ini bisa berubah menjadi petunjuk untuk menemukan sumber-sumber yang menyediakan ganja ilegal.
No comments:
Post a Comment